Minggu, 28 April 2013

Sekolah Menengah Atas (SMA) Nahdlatul Wathan Jakarta

SMA Nahdlatul Wathan yang berdiri tahun 2002, sebagaimana lembaga pendidikan lainnya adalah salah satu lembaga pendidikan yang tetap mengemban amanat Undang-Undang Dasar 1945 mengenai pendidikan yang bermuara pada tujuan filosofis nasional yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selaras dengan itu, Undang-Undang Dasar 1945 merefleksikannya dengan suatu kerangka dasar bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan bermutu”   .
Tujuan awal pendirian  SMA Nahdlatul Wathan ini adalah untuk menampung para santri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan yang lulus dari SMP Nahddlatul Wathan. Dengan tujuan dan harapan bahwa para santri tersebut tidak terpengaruh oleh lingkungan yang terdapat di luar Pondok Pesantren, seperti yang telah banyak di ketahui bahwa pergaulan di Jakarta sangat memprihatinkan, pelajar bolos sekolah, pergaulan bebas, dan tawuran. Untuk mencegah hal-hal demikian dan kekhawatiran para pengasuh dan para asatiz Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan dapat terhindarkan serta dalam mendidik para santri Pondik Pesantren berjalan dengan harapan kedua orang tua mereka yang menitipkan anaknya di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan.
Seiring berjalannya waktu SMA Nahdlatul Wathan juga sebagai sarana alternatif bagi para siswa-siswi lulusan SMP Nahdlatul Wathan dan juga SMP dan MTs di lingkungan sekitar yang tidak bisa masuk di sekolah Negeri. Selang hanya 4 tahun sejak pendiriannya SMA Nahdlatul Wathan diakui statusnya sebagai sekolah yang berhak menyandang status ’disamakan’ dengan Akreditasi A dan berhak  menyelenggarakan Ujian Nasional sendiri.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nahdlatul Wathan Jakarta

a. Latar Belakang
       SMP Nahdlatul Wathan Jakarta yang beralamatkan di Jalan Raya Penggilingan Cakung Jakarta Timur. Sekolah ini berdiri diatas lahan seluas 4000 m2 dengan gedung yang cukup sederhana, terdapat tujuh ruang kelas dengan empat rombongan belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru, laboratorium, perpustakaan serta UKS. Sekolah tidak memiliki ruang serba guna dan mereka biasa menggunakan ruang kelas bila ada kegiatan khusus.
       Walau baru berdiri sekitar tahun 1998 namun jumlah meja, kursi, papan tulis  dan sebagainya cukup memadai, dan cukup terpelihara dengan baik. Halaman sekolah cukup luas dan terpelihara, namun sangat disayangkan bahwa pagar halaman sekolah sidah rusak dan belum di perbaiki, sehingga cukup mengganggu keamanan dan kenyamanan belajar mengajar. Kantin sekolah juga belum ada.
       Pelaksanan pembelajaran disekolah ini cukup baik sebab disamping sebagian besar para gurunya memenuhi kwalifikasi (Sudah berijasah S.1), mereka juga selalu mencoba untuk memenuhi standar untuk setiap mata pelajaran. Para guru melaksanakan tugas dengan serius dan mereka juga mencoba mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Mereka mengembangkan silabus dan RPP, hanya saja sebagian besar masih bersifat “mengambil dari pihak lain” (copy and paste) demi kemudahan sehingga tak banyak yang mereka buat sendiri[1].

Selasa, 15 Januari 2013

Sekolah Dasar (SD) Nahdlatul Wathan Jakarta



a. Latar Belakang Keberadaan
Mengingat pada awal keberadaannya SD Islam Nahdlatul Wathan Jakarta sekitar tahun 1992. Beberapa penghuni panti asuhan Nahdlatul Wathan Jakarta sama sekali belum pernah  bersekolah, ada yang pernah  duduk di bangku sekolah kelas I SD namun hanya dua bulan. Sedang usia mereka sudah ada yang berumur 12 tahun. Kemudian para pengasuh panti asuhan Nahdlatul Wathan Jakarta mencoba untuk mendaftarkan anak-anak tersebut di salah satu SDN namun ternyata ditolak, dikarenakan umur yang telah kadaluarsa[1].

Kamis, 27 September 2012

Taman Kanak-Kannak (TK) Nahdlatul Wathan Jakarta

a. Sejarah Singkat Berdirinya
Pendidikan Islam memiliki kaitan yang sangat erat dengan Pondok Pesantren. Karena itu bila membicarakan Pondok Pesantren, berarti membicarakan suatu tempat yang sangat tepat  untuk menyiarkan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Oleh karena TK Nahdlatul Wathan ini berada dalam naungan Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarja, maka TK tersebut bernuansa Islami.
Keberadaan TK ini diawali dari perbincangan para pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta pada saat itu, sehingga tercetuslah inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan kanak-kanak yang bernuansa Islami. Masukan tersebut disambut gembira oleh masyarakat sekitar sehingga masyarakat memberi  dukungan dengan keberadaannya karena pada saat itu masyarakat juga membutuhkan sarana pendidikan untuk anak-anak mereka sebelum masuk di Sekolah Dasar.

Senin, 02 Juli 2012

Kenyataan Nahdlatul Wathan Jakarta


Sarana dan prasarana pendidikan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Secara umum sarana pendidikan adalah  segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.
Mengenai sarana dan prasarana pendidikan Nahdlatul Wathan di Jakarta, tidak luput dari campur tangan TGKH Muhhammad Zainuddin Abdul Majid, khususnya dalam pembelian dan pembebasan tahah. Karena tanah adalah salah satu sarana terpenting dalam pembangunan. Tanpa adanya tanah, atau lebih khusus tanah milik sendiri yang tidak membebani di masa yang akan datang dalam menunjang perkembangan proses pendirian dan pengadaan lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung di bawah bendera Nahdlatul Wathan.

Jumat, 30 Maret 2012

NW Jakarta Terus Membangun


Dari awal berdirinya, sekitar tahun  80-an NW Jakarta terus menancapkan tajinya di Ibu Kota. Yang tadinya berawal dari situasi yang tidak diinginginkan menjadi sesuatu yang berharga dan dapat di perhitungkan, dengan kondisi yang memprihatinkan sampai pada nilai-nilai yang membanggakan. Tahapan demi tahapan yang terus di lakukan dan di kembangkan oleh NW Jakarat berangsur angsur makin pesat, terbukti dari awalnya lokasi tersebut yang berupa hutan belantara, masih banyak terdapat pohon-pohon bambu dan pohon-pohon pisang, namun saat ini di tempat yang sama telah menjulang gedung-gedung yang tinggi milik NW Jakarta.

MAKNA FILOSOFIS NAHDLTUL WATHAN

Fahrurrozi

            Catatan Maulana Syaikh Muhammad Hasan al-Massyath tentang penamaan organisasi yang diusulkan oleh TGH.Muhammad Zainuddin AM dengan nama, Nahdlat al-Din al-Islam li al-Wathan atau Nahdlat al-Islam li al-Wathan.dapat dijadikan pijakan bahwa relasi antara agama dan negara dalam konteks ini bersifat integral dan simbiosis mutualisme. Artinya, negara sebagai sebuah institusi memerlukan agama sebagai basis moral untuk menegakkan berdirinya suatu institusi negara. Sementara agama tidak akan berfungsi maksimal tanpa ada dukungan dari negara. Jadi agama mengisi preferensi nilai-nilai normatif dari sebuah negara.